Rabu, 26 Februari 2014
BUDIDAYA SEMANGKA
(Citrullus vulgaris)
I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,
pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca
/iklim, serta teknis budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara
Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari
sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di
dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir.
Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Media Semai
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg
pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh
dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt),
pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1
ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural
GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .
Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga
90%.
3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam
ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam
8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam
1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika
kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.
3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya
sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5
cm.
Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh.
Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin
setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari
bibit siap ditanam.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan
dari sisa-sisa perakaran dan batu.
3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.
3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg
dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan
dolomit sebanyak 50 kg.
3.2.4. Pemupukan Dasar
a) Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan
kurang lebih seminggu sebelum tanam.
b) Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl
(130 kg/ha).
c) Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas
bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus
jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2
dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan
larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi
untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan
SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-
150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di
atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan
semangka dan peletakan buah.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm.
Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-
100 cm.
3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga
cukup basah.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.
3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan
cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa
memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak
berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena
mengganggu pertumbuhan buah.
3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang
berkembang.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval
4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.
3.4.5. Pemupukan
Waktu Dosis pupuk makro (kg/ha)
ZA TSP KCl
Susulan I (3 hari) 40 - 40
Susulan II Daun 4-6 helai 120 85 80
Susulan III Batang 45-55 cm 170 - 30
Susulan IV Tanaman bunga 130 - 30
Susulan V Buah masih pentil 80 - 30
POC NASA ( per ha ) POC NASA disemprotkan ke
Mulai umur 1 minggu tanaman.
sampai 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman
alternatif 1 : 6-7 kali (interval 1 minggu sekali) dosis 4 tutup botol/tangki
alternatif 2 : 4 kali (interval 2 miinggu sekali) dosis 6 tutup botol/tangki
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2
cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki
semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.
3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran
tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah
1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik
guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena
sinar matahari.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai
sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara
dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian:
semprotkan Natural BVR atau Pestona.
b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning,
gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari
jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan
Natural Vitura atau Pestona.
c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran
kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring
sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan
pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.
d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm,
aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun,
terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal
tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah
yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan
pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian dengan
penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.
e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan
bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan :
terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging
buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian :
membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan
dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot
Pestona.
3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur
(hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman
yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran
masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal
baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau
pada saat tanam.
b. Bercak Daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang
terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning
dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau
terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian:
seperti pada penyakit layu fusarium.
c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat
bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan
akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna
merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian:
seperti pengendalian penyakit layu fusarium.
d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit
berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian:
pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.
e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang
masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan
cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan
maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang
hari tidak berawan/hujan.
f. Karat Daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang
pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung
berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada
batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida
alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar
penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang
oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5
ml ( 1/2 tutup)/tangki.
3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi
perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut
bisa dipetik (dipanen).
3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah
dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam
penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan
buah semangka dilakukan beserta tangkainya
Kamis, 20 Februari 2014
DURIAN BAWOR DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK MODERN NASA
Budidaya Durian Bawor
--------------------------- KARAKTERISTIK DURIAN BAWOR (Montong Bawor / Bhineka
Bawor) "Durian Bawor" merupakan durian montong orange yang memiliki
batang yang disambung langsung dengan tanaman durian lain yang menjadi
"kaki baru" dengan berbagai macam tujuan, yang salah satunya adalah
untuk menambah cepat pertumbuhan tanaman karena serapan unsur hara yang lebih
banyak. KEUNGGULAN BUDIDAYA DURIAN BAWOR ---------------------------------------------------
1. Cocok ditanam di dataran rendah 6-600 meter dari permukaan laut (mdpl) 2.
Tidak mudah roboh karena tambahan kaki baru. 3. Buah sesuai induk karena
berasal dari bibit vegetatif. 4. Memiliki Nilai Seni. 5. Bisa sebagai tanaman
pencegah banjir. 6. Mencegah tanah longsor. 7. Mempertahankan cadangan muka
air. 8. Usaha penyelamatan lingkungan terhadap iklim global. 9. Mempunyai aspek
ekonomis dan aspek sosial. CARA PENANAMAN DAN PERAWATAN DURIAN BAWOR
----------------------------------------------------------------- 1. Persiapan
buat lobang tanam minimal 60 cm kali 60 cm kali 60 cm 2. Media tanam campurkan
pupuk kandang (yang telah dicampur GLIO 1 pack per 30 kg pupuk kandang) dan
tanah dengan perbandingan 1:2 atau kalau tidak ada pupuk kandang bisa memakai
Pupuk Nasa (Supernasa atau Poc Nasa) dicampur air dan GLIO. 3. Jarak tanam
ideal Durian Bawor lebih dari 8 meter kali 8 meter. 4. Pemupukan 3-4 kali
setahun. 5. Perawatan yang baik dan intensif akan mempercepat usia buahnya
tanaman. (Tahun) Pukan Kg/Pohon NPK Kg/Pohon SUPERNASA Gr/pohon POWER NUTRITION
Frekuensi Per tahun POC NASA + HORMONIK Frekuensi Selama masih terjangkau alat
semprot 1 - 3 30 - 50 0.5 – 1.0 5 - 10 _ 3 - 4 4-5 tutup/tangki 1-2 kali/bulan
4 - 6 75 - 150 1.5 – 2.5 10 -20 10 -15 2 - 4 ¬- - 7 - 10 200 - 300 1.5 – 3.0 10
-20 15 - 30 2 - 4 - - Pengaturan Pembuahan Durian :
------------------------------------- Di pulau jawa umumnya musim durian
terjadi di bulan November - Februari. Pengaturan buah yang kontinyu / tak putus
adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi jika segala kebutuhan tanaman
tercukupi dengan baik sehingga tanaman akan berbuah sepanjang tahun. Adapun
pengaturan yang bisa dilakukan yaitu dengan cara membuat blok-blok tanaman
dengan dosis pupuk dan waktu yang berbeda sesuai tahapan sehingga efek
pemupukan akan berlangsung terus menerusdiantara blok-blok tanaman yang
diperlukan. Adapun pupuknya bisa mengacu pada dosis diatas. Dengan prinsip
tetap menjaga kebutuhan tanaman terutama faktor air. Penyerbukan Karena
karakter bunga dari jenis yang sama akan berbunga pada waktu yang bersamaan,
maka untuk menghasilkan terjadinya penyerbukan sebaiknya dalam satu areal
penanaman tidak hanya satu varietas tertentu, tetapi penanaman dicampur
varietas yang lain. Perbedaan Durian Bawor dengan Jenis Lain BAWOR MONTONG KANI
LOKAL UKURAN BUAH Besar Besar Besar Kecil BOBOT BUAH (Kg) 8 – 15 10 - 13 10 3,5
- 6 RASA BUAH Sangat Manis Sangat Manis Sangat Manis Sangat Manis DAGING BUAH
Tebal Tebal Tebal Tipis BIJI Tipis Tipis Besar Besar USIA BUAH (Th) 3,5 – 4 4 –
5 4 – 5 5 Potensi Ekonomi Durian ( Per Satuan ) Harga Bibit Rp.125.000,-
Pemeliharaan 3 tahun dengan Produk Nasa : ( Rp. 254.000 ) • SUPERNASA 2 Botol :
Pemupukan bertahap per 2 bulan • Powernutrition 1 botol (tahun ke.3) • Poc Nasa
2 botol (hingga tanaman terjangkau) bisa dilakukan 1 bulan sekali. • Hormonik 2
botol (hingga tanaman terjangkau) bisa dilakukan 1 bulan sekali. • Pupuk NPK
0,5 - 1 Kg (2000 - 10.000) Total : 389.000,- Tahun ke 3 - 4 ( mulai berbuah )
Minimal berbuah 5 buah Tahun 4 = 5 kali 5 kg kali Rp. 25.000 = Rp. 625.000,-
Tahun ke 5 : minimal buah 20 = 20 kali 5 kg kali Rp.25.000 = Rp. 2.500 - 55.000
(Powernutrition) Keuntungan Kasar Budidaya Durian di Tahun ke.4 : 625.000 -
385.000 = Rp. 240.000,- Keuntungan Kasar Budidaya Durian di tahun ke.5 :
2.500.000 - 55.000 = Rp. 2.450.000,- dst...
Senin, 17 Februari 2014
TEKNIK BUDIDAYA TANAM KAKAO MEMEKAI PRODUK NASA
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KAKAO ( COKLAT )
|
PENDAHULUAN
|
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan
|
berprospek
menjanjikan. Tetapi jika
faktor
|
tanah yang
|
semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro
dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor
|
hama dan penyakit
tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak
diperhatikan maka tingkat
produksi dan
|
kualitas akan rendah.
|
PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu
meningkatkan produktivitasnya agar dapat
|
bersaing di era
globalisasi dengan program
peningkatan produksi secara
kuantitas dan kualitas, berdasarkan
|
konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
|
TEKNIS BUDIDAYA KAKAO
|
1.
|
Persiapan Lahan
|
Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
|
Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop)
terutama jenis polong-polongan
seperti Peuraria javanica,
|
Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma
|
terutama jenis rumputan
|
Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan
Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum
|
penanaman kakao dan pada
tahun ketiga jumlah dikurangi hingga
tinggal 1 pohon pelindung untuk
3 pohon
|
kakao ( 1 : 3 )
|
2.
|
Pembibitan
|
Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang
masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup
|
umur.
|
Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging
buahnya dengan abu gosok.
|
Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka
harus segera dikecambahkan
|
Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan
penyiraman 3 kali sehari
|
Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat
pembibitan
|
Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam
polibag
|
Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36
ke dalam tiap-tiap polibag
|
Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah
lebih 50%
|
Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
|
Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
sinar masuk tidak terlalu banyak
|
Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
|
Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
|
Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur
bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit,
|
3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan
cara ditugal
|
Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan
dengan air secukupnya atau semprotkan dengan
|
dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
|
Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50%
sampai umur 4 bulan
|
Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap,
kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan
|
ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA
dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30
|
gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur
Phytopthora dan Cortisium
sebarkan Natural GLIO yang sudah
|
dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing
pohon
|
3.
|
Penanaman
|
a. Pengajiran
|
Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
|
Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
|
Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak
tanam yang sama
|
b. Lubang Tanam
|
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
|
Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah
pupuk TSP 1-5 gram per lubang
|
c. Tanam Bibit
|
Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh
baik dan naungan sementara sudah
|
berumur 1 tahun
|
Penanaman kakao dengan system tumpang sari
tidak perlu naungan,
misalnya tumpang sari
dengan
|
pohon kelapa
|
Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk
kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6
|
bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
|
Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus
sempurna. Saat pemindahan sebaiknya
|
bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
|
4.
|
Pemeliharaan Tanaman
|
a)
|
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5
liter/pohon
|
b)
|
Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk
dimasukkan dalam lubang pupuk
|
kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di
samping ini :
|
Catatan: Akan lebih
baik pemberian diselingi/ditambah
SUPER NASA 1-2
kali/tahun dengan dosis
|
1 botol
|
untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air
dijadikan larutan induk.
|
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi
untuk penyiraman setiap pohon.
|
5.
|
Pengendalian Hama & Penyakit
|
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria;
Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat
|
mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian
dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
|
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia :
Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal
pada bagian dorsalnya
|
menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada
marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam,
|
sedang ulatnya coklat
atau coklat
kehitam-hitaman. Pengendalian
dengan musuh alami predator Apanteles
|
mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
|
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan
dilakukan silih berganti karena kedua species
|
ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya,
sehingga masa berkembangnya akan saling
|
bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang
merupakan pusat kehidupan dan bunga yang
|
masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida
lebih panjang dari pada
Ploneta diducta.
|
Pengendalian dengan PESTONA.
|
d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus
|
lilacinus ), kutu
|
berwarna putih. Simbiosis
dengan semut hitam. Gejala
|
serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung,
selanjutnya perusakan ke bagian buah yang
|
masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati.
Pengendalian : tanaman terserang dipangkas
|
lalu dibakar, dengan
musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam,
parasit Coccophagus pseudococci
|
Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
|
e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam
buah yang masih muda,
|
jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa
berwarna hitam,
|
sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus.
Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak
|
hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan
sangat keras serta jelek bentuknya dan buah
|
kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA
dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari
|
pertama semprot stadia
imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya
dan pada hari ke-17 dilakukan
|
terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga
pengendalian benar-benar
efektif, sanitasi lahan,
pembuangan
|
buah terserang.
|
f.
|
Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ;
Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat,
|
warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan
lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan
|
kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang
bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi),
|
pelepasan musuh alami
semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana
(
|
BVR) dengan cara
|
disemprotkan, semprot
dengan PESTONA.
|
g.
|
Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah
atau pangkal buah nampak
|
kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan
langsung mati. Pengendalian : membuang buah
|
terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan
Natural GLIO.
|
h. Jamur Upas (
Upasia salmonicolor ), menyerang
batang dan cabang. Pengendalian : kerok
dan olesi
|
batang atau cabang terserang
dengan Natural
GLIO+HORMONIK, pemangkasan
teratur, serangan berlanjut
|
dipotong lalu dibakar.
|
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
pestisida alami belum mengatasi dapat
|
dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida
kimia lebih merata dan tidak
|
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO
810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
|
6.
|
Pemangkasan
|
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang
seimbang dan pertumbuhan
vegetatif yang baik.
|
Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
|
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
|
a)
|
Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer
(jorquet) atau sampai umur 2
|
tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya
simetris.
|
b)
|
Pangkas
Pemeliharaan, bertujuan mengurangi
pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dengan cara
|
menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau
cabangnya.
|
c)
|
Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara
langsung sehingga bunga dapat
|
terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga
ada pangkas berat pada musim hujan
|
dan pangkas ringan pada musim kemarau.
|
d)
|
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak
dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan
|
dengan side budding.
|
7.
|
Panen
|
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan.
Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak
|
tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan
menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai
|
pangkal buah akan merusak
bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu
dan jika hal ini
dilakukan
|
terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang
dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari
berbunga, warna
|
kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam
karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan
|
dilakukan pada pagi hari
dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga
|
pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam
karung, sedang kulit
dimasukkan dalam rorak yang
|
tersedia.
|
8.
|
Pengolahan Hasil
|
Fermentasi, tahap
awal pengolahan biji kakao.
Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan
|
daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan
cita rasa yang enak.
|
Pengeringan, biji kakao
yang telah difermentasi
dikeringkan agar tidak
terserang jamur dengan sinar matahari
|
langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C
(60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
|
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao
sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak
|
terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%
Pesan segera ke
Distributor Resmi PT.NATURAL NUSANTARA (NASA)
SUMARDI
|
Langganan:
Postingan (Atom)