Jumat, 31 Januari 2014


BUDIDAYA AYAM PEDAGING
I. Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan
yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. 
PT. NATURAL NUSANTARA
berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha
peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).
II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh
bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta
lubang kotoran (anus) bersih
III. Kondisi Teknis yang Ideal
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk,
mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari
timur ke barat.
b. Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
c. Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
d. Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana
peternakan.
IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung
(litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah,
tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan
kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat
dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk
produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia
adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama
siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
4.2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat
pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.
Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap
pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%.
Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar
protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC NASA
lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan
dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara
menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang
dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama
pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan
pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau
VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan
pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada
umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
4.4. Teknis Pemeliharaan
a. Minggu Pertama (hari ke-1-7).
Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum
hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau
VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengga
b. Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan
penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus
dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum
yang pertama). Vaksina
c. Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu
pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya.
Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk
100 ekor ayam.
d. Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan
pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu
(umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain
Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum,
sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar
ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin
sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA
atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
e. Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah
lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol
tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan
minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100
ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini
ayam mulai rentan terhadap penyakit.
f. Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang.
Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan
pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering.
Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada
umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan
pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah
dapat dipanen.
g. Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka
kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini
dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam
sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang
hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan
ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena
mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang
dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin
ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus
golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak
tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering
menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak
langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang
dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat
hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap
terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan.
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur.
Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan
adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan
lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang
kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres
adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit,
terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan
sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang
mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg,
Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan
pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan
mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur
dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik,
atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino.
Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan
kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam,
pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine ,
Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk
pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan
ketahanan tubuh.
4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap,
yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya
sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi
yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh
bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk
memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

A. Untuk Konsumen.
1. Jika menjadi konsumen, maka akan digunakan harga sesuai dengan Price List untuk
konsumen.
2. Untuk pemesanan dibawah 2 juta, akan dikenakan biaya pengiriman barang yang
akan diperhitungkan sesuai dengan pemesanan.
3. Untuk pemesanan diatas 2 juta, akan diberikan GRATIS biaya pengiriman sampai
tujuan.
B. Untuk Distributor
1. Mendaftar sebagai anggota distributor dengan biaya Rp. 130.000,- dan akan
mendapatkan daftar harga+brosur lengkap+Starter Kit
2. Bebas biaya kirim untuk pengiriman minimal 1 juta.
3. Mendapatkan berbagai macam fasilitas dari perusahaan seperti : potongan harga,
bonus menarik(dari laptop sampai motor) untuk distributor yang berhasil.
4. Mendapatkan harga yang menarik jika ada promosi dari perusahaan.
5. Update terbaru dari produk-produk PT. Natural Nusantara.
C. Cara Pemesanan :
1. SMS/Telp untuk konfirmasi pemesanan.
2. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus di transfer.
3. Transfer biaya pembelian sesuai dengan pemesanan.
4. Konfirmasi pengiriman ke kami. (08170429050)
5. Kami akan cek pengiriman biaya. Setelah biaya diterima, maka barang akan segera
dikirim ke alamat yang telah ditentukan.
6. Pengiriman barang dengan menggunakan POS Indonesia atau Jasa Paket yang
telah disepakati.


BUDIDAYA AYAM PEDAGING